Penguatan Kapasitas Dalam Bidang Pengelolaan Siklus Proyek dan Pembelajaran Melalui Monitoring Evaluasi dan Akuntabilitas
“Pelatihan ini bertujuan menjawab kebutuhan yang kita perlukan. Kami berharap dalam proses IDEAKSI ini, terkait bukan hanya untuk mengembangkan inovasi saja, tetapi juga untuk peningkatan kapasitas dan penguatan organisasi tim inovator masing-masing,” jelas Debora Utami, manajer program YEU, dalam sambutannya.
Dalam program “Community-Led Innovation Partnership” yang didukung Elrha, Start Network, dan ADRRN Tokyo Innovation Hub dan didanai oleh FCDO, YAKKUM Emergency Unit (YEU) menginisiasi rangkaian CLIP (Community-Led Innovation Partnership / kemitraan untuk inovasi berbasis komunitas) IDEAKSI (Ide Inovasi Aksi Inklusi) telah dimulai sejak Januari 2021.
Pelatihan pengelolaan siklus proyek dan pembelajaran melalui monitoring dan akuntabilitas ini diselenggarakan berdasarkan kaji kebutuhan untuk penguatan kapasitas lembaga, pengelolaan project serta monitoring/pemantauan dan evaluasi. Selain itu, terdapat beberapa tantangan dalam pelaksanaan kerja program inovasi seperti batasan waktu dalam implementasi kegiatan, batasan pendanaan yang ada, serta kemungkinan adanya penggantian sumber daya manusia.
“Project cycle management sangat penting, karena akan memandu kita dalam melakukan kegiatan supaya bisa relevan dengan tujuan,” Debora Utami kembali menegaskan.
Kegiatan pelatihan yang terselenggara pada Rabu-Kamis, 27-28 Juli 2022 ini berjalan secara hybrid, diikuti oleh 22 peserta yang hadir secara langsung, terdiri dari 12 peserta laki-laki dan 10 peserta perempuan, 7 di antaranya adalah orang dengan disabilitas. Selain itu terdapat 13 peserta dari staf YEU yang berada di Palu, Sulawesi Tengah yang mengikuti secara online melalui Zoom terdiri dari 5 peserta laki-laki dan 8 peserta perempuan.
Pengelolaan siklus proyek dan pembelajaran ini dimulai dengan memetakan peristiwa atau kegiatan yang rutin terjadi maupun telah teragendakan di masyarakat, bagaimana dampaknya bagi program, strategi mitigasi yang perlu dirancang terkait pencegahan dan penanganan, serta siapa penanggung jawabnya.
Paidi dari Ngudi Mulyo menjelaskan bahwa kegiatan sosial budaya yang terjadi di masyarakat bersifat wajib tidak boleh ditinggalkan karena terkait adat. “Bersih Kali misalnya, kegiatan yang menjadi tradisi dalam pengelolaan sumber air yang digunakan dalam kegiatan pengairan/irigasi kabut ini. Ada beberapa peraturan budaya lokal mengenai bagaimana penggunaan air dari sumber.”
Kemudian peserta kemudian mendiskusikan kembali mengenai desain proyek dan kegiatan inovasi yang sedang dilakukan, dengan melihat hasil identifikasi peristiwa, persoalan, dan faktor-faktor berpengaruh lainnya terhadap perjalanan proyek dan kegiatan inovasi nantinya.
Pada hari kedua, peserta bersama berdiskusi mengenai bagaimana mengukur kinerja proyek dan kegiatan inovasi, dan diakhiri dengan pengelolaan pengetahuan yang sekiranya penting bagi pemantauan, evaluasi, akuntabilitas, dan pembelajaran kedepannya.
Salah satu catatan penting yang perlu diingat adalah ketika membuat indikator dalam output dan outcome harus spesifik dan jelas, dan terukur. Sejauh mana tujuan program dapat tercapai? Maka perlu diperhitungkan setiap indikator yang ingin dicapai dan apa buktinya, sehingga dibutuhkan baseline atau data awal dan endline atau data akhir proyek/kegiatan inovasi.