“Mangrove sangat penting bagi warga sekitar, karena sebagai benteng atau wave barrier dan sebagai pencegah abrasi,” ucap Wawan Widya dari KP2B.
Wawan merupakan salah satu pengurus dari Keluarga Pemuda Pemudi Baros (KP2B). Kelompok penggerak penanaman mangrove ini berupaya menjaga pantai dengan menanam mangrove sebagai benteng perlindungan alami warga pesisir selatan Yogyakarta. Berdiri sejak tahun 1978 dan beralamat di muara Sungai Opak di Dusun Baros, Desa Tirtohargo, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, Provinsi D. I. Yogyakarta,KP2B saat ini beranggotakan 40 orang pemuda pemudi Baros dan menjadi ujung tombak pelestarian kawasan pesisir melalui konservasi mangrove.
Bersama masyarakat yang tinggal di sekitar muara Sungai Opak, dimulai pada tahun 2003 KP2B menginisiasi kepedulian terhadap lingkungan melalui pengembangan hutan mangrove berbasis pemberdayaan masyarakat yang berpotensi besar sebagai kawasan wisata lingkungan.
Upaya pengembangan kawasan hutan mangrove tersebut muncul dari gagasan untuk mencari solusi berbagai persoalan yang dihadapi oleh masyarakat yang tinggal di sekitar muara Sungai Opak, yaitu terkait ancaman abrasi daratan, intrusi air laut ke sumur pertanian, angin berkadar garam yang mengurangi produktifitas pertanian, hingga ancaman bahaya Tsunami dan sampah kiriman dari wilayah lain di sepanjang Sungai Opak.
“Salah satu upaya pembinaan konservasi lahan di sekitar muara sungai Opak tersebut dilakukan dengan penanaman pohon mangrove. Penanaman mangrove dilakukan dalam beberapa kali penanaman dan diketahui bahwa jenis yang paling cocok di daerah ini adalah jenis Api-api (Avicennia sp.).” seperti dikutip dari Mangrove Jogjakarta.
Konservasi mangrove bermanfaat tidak hanya untuk menjawab persoalan warga sekitar, tetapi juga dapat menjadi habitat dan sumber makanan bagi aneka satwa. Maka bentuk upaya yang dilakukan oleh KP2B tidak terbatas pada penanaman dan pemeliharaan mangrove dan vegetasi pantai saja, tetapi juga melakukan pengamatan dan inventarisasi fauna (burung), restocking kepiting bakau dan ikan, dan pengembangan potensi ekowisata.
Wawan Widya juga menjelaskan bahwa aksi penanaman mangrove harus selalu dilakukan karena kendala terbesar yang dihadapi adalah sampah dan abrasi, yang mengakibatkan tingkat kehidupan mangrove di wilayah Baros sangat kecil.
“Sejak tahun 2003 sampai sekarang KP2B sudah menanam mangrove seluas 10 ha di pesisir Baros dengan tingi bervariasi antara 5-7 meter,” tutur Nurcholis, Ketua KP2B.
KP2B bercita-cita mengembangkan kebun bibit rakyat untuk menyediakan bibit mangrove dalam rangka memperluas hutan mangrove Baros. Pada tahun 2021, melalui kegiatan Ide Aksi Inovasi Inklusi (IDEAKSI), meskipun belum berhasil lolos menjadi 10 inovasi yang mendapatkan pendanaan, KP2B lolos menjadi salah satu dari 15 tim inovator lokal yang ikut serta dalam rangkaian kegiatan peningkatan kapasitas.
Nurcholis menyebutkan bahwa dengan mengikuti kegiatan IDEAKSI, meskipun belum berhasil mengakses pendanaan, “Banyak pengalamannya, belajar tentang mitigasi bencana dan memilah prioritas ketika evakuasi atau penyelamatan saat bencana, kemudian belajar berpikir tentang inovasi.”
Sumber:
http://www.mangrovejogjakarta.com/
KP2B, “Penanaman Mangrove Sebagai Benteng Perlindungan Alami WargaPesisir Selatan Yogyakarta”. 2021.
The Green Volunteers, “Konservasi Hutan Mangrove Baros oleh Keluarga Pemuda pemudi Baros”. 2019.
KP2B, “Mangrove”, video untuk Demo Day CLIP IDEAKSI.