Yogyakarta - Program IDEAKSI telah berjalan selama empat tahun dan memasuki tahap perluasan dengan melibatkan 15 inovator lokal IDEAKSI 2.0. Data merupakan aspek fundamental dalam menjalankan ide-ide inovatif. Masalah data yang masih membingungkan dan acak dapat menghambat pembacaan dan evaluasi kinerja inovasi. Oleh karena itu, YEU, bersama dengan para inovator IDEAKSI 2.0, menyelenggarakan pelatihan tentang pengumpulan data terpilah dan kaji cepat bencana.
Dalam menjadi mitra kegiatan bersama YEU, inovator lokal perlu memahami pelaksanaan pengumpulan data inklusif. Hal ini dilakukan dengan menerapkan data terdisagregasi menggunakan SADDD (Jenis kelamin, Data, Data Terpilah) dan pendekatan Washington Group Question (WGQ).Tujuan pelatihan ini adalah agar inovator lokal memahami kebutuhan inklusi dalam pengumpulan data. Inovator lokal mampu melakukan pengumpulan data terdisagregasi berdasarkan jenis kelamin, usia, dan jenis disabilitas serta menggunakan pertanyaan singkat Washington Group dan memiliki pemahaman tentang penilaian kebutuhan secara cepat dalam situasi bencana.
Meskipun inovator lokal familiar dengan pengumpulan data, mereka masih menggunakan metode tradisional yang dapat menghambat analisis dan evaluasi data.
Pemahaman tentang disabilitas dan keragamannya bukanlah hal baru, tetapi kita sekarang dapat membandingkan perspektif yang berbeda tentang klasifikasi dan kategorisasi disabilitas, termasuk yang diuraikan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Istilah yang lebih tepat dan inklusi ialah dari penyandang disabilitas menjadi Orang dengan Disabilitas.
Data terpilah ini juga sangat berguna untuk melihat kebutuhan, kerentanan, dan hambatan setiap individu dalam mengakses setiap hak asasi manusia. Sementara itu, Washington Group Question (WGQ) tidak boleh berdiri sendiri tetapi dengan tujuan spesifik seperti mengumpulkan data tentang Kemiskinan Ekstrem, sehingga kami memutuskan untuk menggunakan WGQ untuk mendapatkan lebih banyak data.
Hasil pelatihan ini menunjukkan bahwa pengetahuan inovator tentang data pilah dan kaji cepat bencana meningkat lebih dari 80% melalui pre dan post tes. Tindak lanjut dari pelatihan ini adalah bahwa inovator lokal melakukan pengumpulan data terpilah untuk kelompok masing-masing serta data tentang penerima manfaat dari IDEAKSI yang tentu saja menggunakan standar SADDD dan pendekatan WGQ.
----
Penulis: Desy Putri Ratnasari - Staf Informasi dan Komunikasi
YAKKUM EMERGENCY UNIT (YEU)
© 2025 inovasi.yeu.or.id